Aktivitas Fisik Kunci Cegah Kecanduan Gadget Anak

Senin, 11 Agustus 2025 | 15:45:01 WIB
Aktivitas Fisik Kunci Cegah Kecanduan Gadget Anak

JAKARTA - Perkembangan teknologi digital membawa banyak kemudahan, namun juga tantangan, terutama bagi anak-anak. Kecanduan game dan gadget menjadi masalah serius yang harus dihadapi oleh keluarga dan masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menekankan pentingnya menyediakan ruang aktivitas fisik sebagai solusi efektif mencegah anak-anak terjebak dalam ketergantungan pada gadget dan permainan digital.

Isyana mengingatkan bahwa orang tua harus aktif mengikuti perkembangan minat dan tren yang sedang digemari anak-anak. Menurutnya, hal ini penting agar orang tua tidak ketinggalan dan dapat menjadi pendamping yang tepat dalam kegiatan anak sehari-hari. “Orang tua harus terus mau belajar, harus mau terus upgrade diri, termasuk dengan aplikasi-aplikasi online yang ada saat ini. Karena anak-anak seringkali belajar lebih cepat dari orang tuanya. Orang tua harus catch up dengan itu,” ujarnya dalam diskusi Double Check bertema “Peran Pembangunan Keluarga dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu, 8 Agustus 2025.

Menurut Isyana, fenomena anak-anak yang terus-menerus bermain game dan mengakses media sosial bukan sekadar kebiasaan, melainkan pencarian dopamine yang mudah diperoleh secara instan melalui scrolling dan aktivitas digital lainnya. Dopamine adalah zat kimia otak yang memicu perasaan senang dan puas, namun jika diperoleh secara berlebihan dari aktivitas digital bisa menyebabkan adiksi yang membahayakan kesejahteraan anak.

“Salah satunya solusinya seperti Bu Vero (Veronica Tan) sampaikan tadi di depan, kita butuh kegiatan olahraga. Dopamine bisa diperoleh dari sinar matahari dan aktivitas luar ruang. Karena tubuh manusia didisain untuk bergerak, tidak hanya dan scrolling saja,” jelas Isyana.

Gagasan ini mengajak orang tua dan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas fisik anak. Kegiatan olahraga dan bermain di luar rumah tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga membantu keseimbangan psikologis anak agar terhindar dari ketergantungan gadget.

Lebih jauh, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, menambahkan bahwa salah satu inisiatif kementeriannya untuk mendukung pengurangan kecanduan gadget pada anak adalah melalui program Ruang Bersama Indonesia (RBI). Program ini bertujuan menyediakan ruang aman dan inklusif bagi perempuan, anak-anak, dan masyarakat sekitar agar bisa belajar, bermain, dan mengembangkan kreativitas.

Ruang Bersama Indonesia dirancang sebagai tempat yang mendekatkan anak pada permainan tradisional dan aktivitas fisik kreatif yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari layar gadget. Veronica berharap program ini dapat menjadi model pengembangan ruang publik yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Selain menyediakan ruang aman dan kreatif, program RBI juga memfasilitasi anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang memperkaya kemampuan sosial dan emosional. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya mengisi waktu dengan bermain gadget, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga melalui interaksi langsung dan pengembangan bakat.

Isyana dan Veronica sepakat bahwa keterlibatan aktif orang tua sangat menentukan keberhasilan pencegahan kecanduan gadget. Mereka menyarankan agar orang tua tidak hanya membatasi penggunaan gadget secara ketat, tetapi juga menyediakan alternatif kegiatan yang menarik dan bernilai edukatif.

Dengan menyediakan ruang dan waktu untuk aktivitas fisik, anak-anak akan mendapatkan dopamine alami dari sinar matahari dan gerakan tubuh yang sehat. Hal ini diyakini mampu mengurangi ketergantungan anak pada stimulasi digital yang berlebihan dan sekaligus meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Kegiatan seperti olahraga bersama keluarga, bermain di taman, atau berpartisipasi dalam permainan tradisional bisa menjadi solusi praktis untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget. Selain itu, aktivitas fisik juga meningkatkan kualitas tidur, konsentrasi belajar, dan kemampuan bersosialisasi anak.

Isyana juga menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan orang tua saja, tapi juga harus ada dukungan dari sekolah, lingkungan sekitar, dan kebijakan yang mendukung aktivitas fisik anak,” ujarnya.

Melalui kerja sama berbagai pihak, diharapkan semakin banyak ruang aktivitas fisik yang bisa diakses oleh anak-anak di berbagai daerah. Hal ini sangat penting mengingat tingginya penetrasi gadget dan internet di kalangan anak muda saat ini.

Di tengah kemajuan teknologi, anak-anak tetap membutuhkan keseimbangan antara dunia digital dan aktivitas fisik. Keseimbangan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik mereka serta memastikan tumbuh kembang yang optimal.

Kesimpulannya, pencegahan kecanduan game dan gadget pada anak tidak bisa hanya dilakukan dengan cara membatasi penggunaan alat digital. Lebih dari itu, orang tua dan masyarakat harus proaktif menyediakan ruang dan kesempatan bagi anak untuk bergerak, berolahraga, dan berinteraksi secara langsung.

Pentingnya ruang aktivitas fisik ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa kesehatan anak adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan memberikan perhatian yang tepat, Indonesia dapat menyiapkan generasi emas 2045 yang sehat, kreatif, dan berdaya saing tinggi.

Terkini

Cicilan KUR BCA 2025 serta Cara dan Syarat Pengajuannya

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:22 WIB

KUR BSI 2025: Pinjaman Ringan UMKM hingga Rp500 Juta

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:20 WIB

Cek Harga Emas Antam Naik Hari Ini, Investor Bisa Untung

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:19 WIB

Mulai Investasi SBN Sekunder di Livin Mandiri Hanya Sejutaan

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:17 WIB

IHSG Hari Ini Menguat, Rekomendasi Saham Pilihan Investor

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:13 WIB